We Are Creative Design Agency

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Illum, fuga, consectetur sequi consequuntur nisi placeat ullam maiores perferendis. Quod, nihil reiciendis saepe optio libero minus et beatae ipsam reprehenderit sequi.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Friday, February 28, 2020

“PENDIDIKAN ALAM SEMESTA” (ANALISIS AYAT-AYAT PENDIDIKAN DAN KEBAHASAAN)


“PENDIDIKAN ALAM SEMESTA”
(ANALISIS AYAT-AYAT PENDIDIKAN DAN KEBAHASAAN)

Ibnu Rawandhy N. Hula

ABSTRAK
Penciptaan alam merupakan bukti kekuasaan dan kebesaran Allah SWT.Kenyataan tersebut membuktikan kemahaluasan ilmu Allah dibandingkan pengetahuan yang kita miliki.Tidak ada kesulitan bagi Allah untuk menciptakan juga menghancurkan alam semesta ini.Ungkapan kesyukuran atas segala nikmat alam semesta ini dibuktikan dengan sikap bersahabat dengan alam yang lebih baik. Ayat-ayat kosmologis dalam Al-Quran merupakan patanda lain dari fakta alam semesta. Keduanya saling menjelaskan satu sama lain. Makro-kosmos dan mikrokosmos merupaka bukti nyata akan belas kasih-Nya terhadap manusia di muka bumi.
Kajian tentang karakteristik dari sesuatu pemakaian berbagai macam energi di alam semesta telah menjadi sumber utama dari keberhasilan manusia. Kita telah memanfaatkan tenaga listrik untuk alat pemanas, pengobatan, alat penerangan, mesin-mesin, untuk menjalankan kereta api dan mobil, dan lain sebagainya. Sungguhpun demikian, pengetahuan kita tentang listrik itu sendiri masih belum lengkap.Begitu pula halnya dengan cahaya dan panas. Untuk menyebutnya kita membrinya nama yang samar, yaitu energi, yang tersimpan didalam kandungan alam semesta, dan yang bisa berubah dari satu tenaga ke tenaga lainnya, namun tak seorang pun manusia dapatmenciptakannya dan tidak ada menjadi ada.
Kata Kunci : Alam Semesta



BAB I

PENDAHULUAN

A.    Ayat tentang pendidikan alam semesta
Malam berakhir ketika di timur tampak cahaya merah dan disusul terbitnya matahari.Alam pun menjadi terang benderang, siang hari.Matahari dengan pasti tampak terus bergerak sampai akhirnya berada di kaki langit sebelah barat dengan sinar kuning kemerahan dan akhirnya tenggelam seolah ditelan bumi, hari pun menjadi malam.
$tBur$oYø)n=yzÏNºuq»yJ¡¡9$#uÚöF{$#ur$tBur!$yJåks]øŠt/žwÎ)Èd,ysø9$$Î/3žcÎ)ursptã$¡¡9$#×puÏ?Uy(Ëxxÿô¹$$sùyxøÿ¢Á9$#Ÿ@ŠÏJpgø:$#ÇÑÎÈ
85. dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. dan Sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, Maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.
Anak-anak sekolah dasar sekalipun tahubahwa tanpa memerhatikan secara serius bahwa matahari terbit dari timur, naik sampai puncak ketinggian pada siang hari kemudian turun kembali dan tenggelam dibarat.Karena malam dan siang menjadi pemandangan rutin sehari-hari maka tidak menjadi istimewa lagi.Tetapimengapa Al-Quran berulang-ulang menegaskan bahwa pergantian dan silih bergantinya malam dan siang mengandung pelajaran bagi orang yang mempunyai penglihatan atau daya pandang (abshar) atau bagi orang yang menginginkannya?
Mungkinkah yang kita rasakan bahkan juga anak-anak bahwa matahari bergerak mengitari bumi sejak terbit sampai tenggelam merupakan sesuatu yang salah? Malam dan siang membawa tanda apa dan memerlukan abshar yang bagaimana? Pelejaran apa yang dapat diambil dari silih bergantinya malam dan siang?
Mungkinkah peredaran matahari mengitari bumi sekadar pengamatan atau perasaan kita yang salah? Mungkinkah ini menyerupai perasaan kita ketika dalam kereta api lalu merasa meninggalkan kereta api lainnya, padahal sebenarnya justru kereta kita yang ditinggal? Artinya, perasaan kita telah tertipu oleh adanya gerak relatif.Mungkinkah peredaran matahari mengitari bumi juga sekadar gerak relatif yang berarti sesungguhnya bumi yang mengitari matahari?Pertanyaan yang tidak kalah pentingnya adalah gerak relatif yang bagaimana?
Dari kenyataan matahari selalu terbit dari timur, dapat diajukan pertanyaan mungkinkah matahari ini adalah matahari kemarin, dua hari lalu, seminggu lalu, satu tahun lalu, atau seribu tahun lalu? Singkat kata, mungkinkah matahari yang kita lihat dari hari ke hari tersebut adalah matahari yang sama atau dengan kata lain hanya satu matahari belaka? Jika tdak, kemana matahari yang terdahulu dan dari masa serta bagaimana matahari hari ini tercipta dan muncul? Jika hanya satu matahari, kapan atau bagaimana ia terbalik? Artinya, pada saat petang matahari tenggelam di kaki barat, tetapi muncul kembali di timur, bagaimana ia pergi ke timur?
Jawabannya, matahari hanya satu.Matahari setahun yang lalu adalah matahari kemarin, hari ini, juga matahari besok lusa andai masih ada.Matahari terbit di timur dan tenggelam di barat, terbit lagi di timur dan tenggelam lagi di baratmengindikasikan bahwa bumi bulat dengan radius atau ukuran tertentu. Bumi bulat dapat dibuktikan oleh orang-orang atau para pelaut sebagian berlayar kearah barat sebagian kearah sebaliknya timur, tetapi mereka bertemu di satu tempat yang sama.
Malam dan siang terkait dengan bagian  permukaan bumi yang tidak memperoleh dan memperoleh sinar matahari. Ketika kita mengalami yang kita tempati sedang memperoleh sinar matahari, sedangkan orang-orang yang tinggal di perbukaan bumi yang berlawanan dengan kita mengalami keadaan gelap malam karena tidak mendapat sinar matahari.Keadaan sebaliknya terjadi ketika kita mengalami gelpa malam hari.
Malam dan siang terkait dengan gerak rotasi bumi.Tepatnya rotasi dari barat ke timur sehingga matahari secara relatif tampak bergerak dari timur ke barat.Benarkah? Mengapa kita  tidak merasakan adanya gerak tersebut? kita tidak merasakan adanya angin dari timur ke barat atau sebaliknya. Bukankahlayang-layang di udara tidak selalu disebelah barat, tetapi dapat di udara atau selatan pemainnya? Bukankah jika melempar sesuatu ke atas kepala kita setinggi-tingginya akan jatuh kembali didekat kita, tidak disebelah barat kita?
Kenyataan layang-layang dan benda dilempar ke atas tersebut juga benar.Tetapi apakah fakta ini cukup untuk menolak pandangan rotasi bumi? Coba ingat kembali pengalaman kita ketika di dalam kereta api atau bus yang sedang bergerak. Di dalam kereta api, kita kadang melihat anak-ank=ak bermain dan melempar bola atau permen sekolah mereka berada di halaman riumah mereka. Anak-ank tidak perlu lari ke arah belakang kereta ketika akan menangkap bola atau permen sebagai akibat bola dan permen tidak menempel pada lantai sehingga di tinggal kereta. Kondisi ini juga berlaku untuk benda yang dilempar ke atas dari tanah lapang atau halaman rumah kita.
Satelit buatan diluncurkan dari Cape Kennedy ke dalam orbit seratus mil diatas bumi dengan lintasan tiga puluh derajat dari ekuator ke arah tenggara. Sekali satelit diluncurkan, maka bidang permukaan lintasan akan tetap (FIXED) didalam ruang karena tidak ada gaya yang mendorongnya. Jika bumi diam tidak berotasi, maka satelit akan kembali melintas Cape Kennedy setelah mengorbit penuh. Yang terjadi ternyata tidak demikian satelit tidak melintas Alabama di akhir lintasan sekali orbit penuh dan diatas Lousiana di akhir lintasan orbit ketiga. Hal ini terjadi jika bumi berotasi. Pergeseran lintasan orbit ini juga terjadi pada beratus-ratus satelit lainnya.Mengapa gelap? Andai kita keluar rumah pada waktu malam dan memandangi keadaan sekeliling, maka yang tampak atau terasa adalah kegelapan.Langit jauh diatas kita pun tampak sebagai harapan luas hitam pekat yang ditaburi butiran-butiran kecil berkilauan, bintang-bintang dan mungkin bulan.Selain gelap, pada malam hari udara juga terasa lebih sejuk atau lebih dingin dibandingkan dengan udara di siang hari.Inilah salah satu peristiwa yang pasti di alam, malam senantiasa gelap dan siang terang benderang.
Pertanyaan yang dapat dimunculkan, mengapa pada malam hari gelap dan pada siang hari terang benderang?Mengapa ada gelap dan ada terang?
Semua orang yang pernah mendapat pelajaran IPA di bangku SMA menjawab, malam terjadi lantaran bagian bumi bersangkutan membelakangi matahari sehingga tidak mendapat sinar matahari dan gelap.Sementara itu, bagian bumi lainnya menghadap dan mendapat sinar matahari, maka menjadi terang benderang.Sekilas pertanyaan memang terjawab, tetapi tepat dapat ditanyakan lebih lanjut, mengapa demikian?Mengapa kita mngelami malam dan siang silih berganti?Jawabannya, karena bumi bulat dan berputar pada porosnya.Itu juga benar, tetapi mengapa harus adamalam dan siang bukan malam saja atau siang saja?Barangkali pertanyaannya dapat diubah menjadi, apakah tidak mungkin bumi hanya diliputi kegelapan.
Artinya, perputaran bumi mengelilingi tidak menimbulkan perubahan keadaan malam dan siang.Meski bumi berotasi, bumi terus mengalami malam atau siang saja.Jika tidak, mengapa?Jika mungkin, bagaimana?
Sebagaimana banyak fenomena alam lainnya, peristiwa malam dan siang dengan gelap dan terangnya dianggap hal yang biasa dan wajar oleh kebanyakan manusia.Namun, segelintir orang tertentu terusik dan mencurahkan perhatian serta mendedikasikan hidupnya untuk menyibak rahasia malam dan siang.Mereka itu adalh para astronom, astrofisikawan, atau kosmolog.
Bumi dapat saja selalu dalam keadaan malam tanpa siang. Bumi akan selalu ada dalam keadaan malam dan gelap jika posisi bumi cukup jauh dari matahari. Misalnya bumi menempati posisi saturnus yang jaraknya terhadap matahari sekitar sepuluh kali jarak bumi-matahari, apalagi menempati posisi Neptunus planet terluar dala tata surya kita yang jaraknya sekitar tiga puluh kali jarak bumi-matahari.
Jika posisi bumi dari matahari cukup jauh, maka intensitas sinar matahari pada permukaan yang menghadap matahari tidak cukup besar untuk menjadikannya terang benderang.Karena itu, pada permukaan yang membelakangi dan permukaan yang menghadap matahari tidak mempunyai perbedaan intensitas sinar yang berarti.Jika bumi menempati posisi Saturnus, maka intensitas sinar permukaan yang mengahadap matahari hanya hanya seperseratus kali intensitas siang pada posisi bumi saat ini, dan satu persembilan ratus kali jika menempati posisi Neptunus.Kita tahu bahwa intensitas berbanding terbalik dengan kuadrat jarak. Akibatnya, kedua permukaan yang membelakangi maupun yang menghadap akan selalu gelap, yang berarti senantiasa malam.
Dari uraian diatas, malam dan siang serta berlangsungnya kehidupan dimuka bumi menunjukan bahwa jarak antara bumi adalah adalah jarak ideal, tidak terlalu dekat dan juga tidak terlalu jauh.Terlalu dekat menyebabkan siang sangat pusing dan kehidupan menjadi sulit berlangsung.Jika bumi menempati maerkurius menjadi enam kali intensitas panas bumi.Demikian pula jika bumi terlalu jauh dari matahari.Jika bumi di Saturnus, suhunya menjadi seratus kali, sedangkan di Neptunus menjadi sembilan ratus kali, lebih dingin daripada panas dibumi.Kehidupan juga menjadi sulit berlangsung.[i]
A.    Masa depan umat manusia di bumi
Kita telah menjelaskan bahwa gaya Al-Quran yang tidak dapat ditiru itu membuatnya lebih menonjol lagi ketika kitab suci itu menguraikan dengan kecermatan ilmiah hal-hal yang berhubungan dengan alam semesta. Ini jelas menunjukan otentitas dan kebenaran wahyu.
Tidak akan ada penjelasan yang lebih baik dan lebih terang daripada ayat ini yang menerangkan tentang masa depan dari umat manusia di bumi. Bukankah ayat ini lebih dahulu memberi penerangan mengenai sesuatu yang akan terjadi tentang akan peradaban itu dan bentuknya yang beraneka ragam diberbagai penjuru dunia. Ayat Al-Quran ini memberikan gambaran kepadaa kita tentang kekuatan ilmu pengetahuan yang luar biasa, yang telah mulai dipergunakan manusia di muka bumi untuk menguasai ruang angksa, manaklukan sungai dan lautan, dan menghancurkan bukit-bukit besar dan kecil.
Kitab suci Al-Quran adalah peramal yang cermat.Manusia sekarang benar-benar telah memperoleh pengetahuan dan telah memegang kendali bumi. Masing-masing akan menerima perintah Allah Swt. Tapi kapan? Bila saatnya?Ayat yang diungkapkan empat belas abad yang silam mengatakan waktunya malam atau siang.Pernyataan ini sungguh hebat dan sangat cermat.Kita mengetahui, bahwa bila malam hari di satu belahan bumi, maka dibelahan bumi lainnya adalah siang hari. Ini berarti bahwa suatu peristiwa mungkin terjadi disaat tertentu yang bertetapan dengan waktu malam bila dihubungkan dengan belahan bumi lain. Ini adalah fakta ilmiah yang bagaimana pun tak dapat ditolak, dan tidak mungkin menjadi bahan perselisihan pendapat. Sesungguhnyalah, ini merupakan suatu karya dengan uraian cermat yang sesuai dengan hasil ilmu pengetahuan, dan sekaligus merupakan dari bukti dari gaya kitab suci Al-Quran yang tak dapat ditiru yang perlu kita ketegahkan untuk lebih memperkuat keyakinan orang-orang yang beriman, dan untuk memperlihatkan satu segi dari gaya Al-Quran yang mengagumkan itu, baik dalam menjelaskan ha-hal yang bersifat ilmiah sekalipun.
B.     Tenaga sentrifugal dan gaya tarik universal sebagai tiang dari benda-benda alam semesta
Bila kita menyebut angkasa, nama yang diberikan kepada segala sesuatu yang di atas kepala kita, maka tentunya itu berarti seluruh alam semesta yang mengelilingi kita, dan mulai dari ruang di sekeliling bumi, kemudian planet-planet, matahari dan bintang-bintang lainnya yang terdapat dalam ruang lingkungan bimasakti kita, atau yang berada dalam garis-garis edarnya. Itulah angkasa.Ia diciptakan oleh Allah, dan setiap benda dalam ruang angkasa merupakan sepotong batu bata dalam susunannya yang tinggi. Semua benda-benda langit ini terpisah antara yang satu dengan yang lainnya, dan ditahan dalam kedudukan nisbinya oleh tenaga sentrifugal dan gaya tarik universal (universal gravity). Gaya tarik dan tenaga sentrifugal, yang dihasilkan oleh perputaran dan garis edar yang berbentuk semilingkaran atau elips, inilah sesungguhnya yang dapat dianggap sebagai tiang-tiangnya. Sungguhpun kita tidak dapa mengamati tenaga-tenaga demikian itu dengan mata kepala kita, namun tidak berati bahwa tenaga-tenaga itu sama sekali tidak ada, oleh karena kita dapat mengukur dan memberikan perinciannya dengan cermat. Jika salah seorang dari kita dianugerahi indera untuk itu disamping indra-indra yang biasa kita miliki, dia akan mampu merasakannya (tubes of force) persis seperti kita meraba suatu benda dengan penginderaan biasa.
C.     Langit biru sebagai hasil pemecahan sinar matahari di atmosfer bumi
Angkasa biru yang muncul di atas kepala kita pada siang hari tidaklah berwujud benda.Ia tiada lain dari hasil pemecahan sinar matahari di atmosfer, sama seperti ombak laut yang kecil membentur karang di pantai kemudian pecah kesegala jurusan. Secara ilmiah telah diketahui, bahwa di dalam atmosfer bumi bagian terbesar dari sinar matahari mengalami proses pemecahan (scattering effect), yang disebabkan oleh partikel-partikel udara air, uap, dan benda-bena kecil mengeras yang dibawa oleh berbagai arus udara. Telah diketahui juga, bahwa pemecahan cahaya tidak dapat terjadi dengan sempurna kecuali untuk gelombang-gelombang yang mempunyai panjang gelombang terpendek di dalam berkas sinar yang dipancarkan matahari.Jumlah energi yang ikut terpecah berbanding terbalik dipangkatkan empat terhadap panjang gelombang yang terpecah.
Mereka yang menekuni sifat-sifat luar angkasa tidak memerlukan bukti untuk memahami kenyataan ini. Sekalipun demikian, di bawah ini kami sajikan beberapa contoh agar lebih mudah memahami masalah itu:
1.      Angkasa biru dapat berubah menjadi merah atau kuning bila sinar kuning atau merah dan sinar matahari terpecah dalam jumlah yang lebih besar. Ini dapat terjadi sebagai akibat dari partikel-partikel atau titik-titik air yang agak berserakan, yang dihasilkan pada lapisan udara yang lebih rendah. Inilah yang sesungguhnya terjadi pada waktu bertiup badai debu atau pasir, atau pada saat orang memandang kearah kaki langit sewaktu matahari terbit atau terbenam ketika awan tipis dan rendah terpencar disekitarnya.
2.      Sumber cahaya di atmosfer itu sendiri (atau di angkasa) pada siang hari adalah sinar yang terpecah kesegala jurusan.

D.    Al-Quran tidak mengartikan langit sebagai kubah besar
Tak perlu diragukan lagi, bahwa kitab suci Al-Quran membedakan pengertian “angkasa” (sky), dengan kata lainnya “langit” (heaven).Kata-kata ini terdapat dalam Al-Quran dalam lebih dari 300 ayat. Kalau kita lanjutkan, kita akan mengetahui bahwa “angkasa” digunakan sebagai pengertian-pengertian umum untuk segala sesuatu yang berada di atas kepala kita termasuk atmosfer bumi dimana berbagai jenis awan bergerak, begitu pula awan hujan seperti kumulo-nimbus dan kumulus, yang mengembang secara vertikal karena kondisi-kondisi alam tertentu. Tegasnya, Kitab Suci Al-Quran tidak mengartikan ‘angkasa” atau “langit” sebagai kubah besar berwarnabiru seperti terlihat oleh mata manusia semenjak dunia “terkembang” dan yang juga menguasai khayalan manusia manusia. Is adalah satu aspek dari gaya yang tak dapat ditiru yang dimiliki Al-Quran yang sangat cermat dalam menerangkan pokok-pokok ilmiah. Hal ini tidak mengherankan, karena wahyu itu berasal dari Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Meliputi Lagi Maha Kuasa.
E.     Mengenai angkasa, awan, langit dan air hujan
Awan naik ke angkasa dan menutupi cahaya matahari, sementara hujan dan hujan es turun dari awan itu sendiri.Strukturnya mungkin mengandung muatan listrik dalam kondisi tertentu.Gejala ini diiringi oleh pembingkaran muatan listrik antara berbagai bagian dari awan yang sedang terbentuk, atau diantara beberapa awan. Pembongkaran muatan listrik ini menyebabkan timbulnya bunga api yang menakutkan, biasanya disebut kilat. Apabila pembongkaran muatan listrik tersebut terjadi antara awan dengan permukaan bumi, maka dalam hal ini ia di sebut halilintar (peetir, geledek). Sudah diketahui orang, bahwa ekspansi udara yang cepat karena panas yang mendadak menyebabkan kilat, diikuti oleh tekanan antara tekanan rendah diruang angkasa yang disebut guntur atau guruh. Mengenai bunyi guruh sumbernya berasal dari pantulan bunyi yang menggerumuh dari serangkaian basis awan, dan karena itu ia merupakan tulang punggung kehidupan dibumi. Air bersih inilah yang memberikan kemakmuran sepanjang zaman. Mengenai hal ini, Al-Quran menguraikan secara lengkap dalam berbagai ayat dan dengan berbagai cara.
F.      Semakin tinggi tempat diangkasa dada semakin sesak
Marilah kita berhenti disini sejenak untuk mempertanyakan kepada diri sendiri tentang siapa yang memberitahu Nabi mengenai gejala alam ini, suatu rahasia yang belum terungkap ketika itu, dan batu ditemukan orang lebih dari seribu tahun kemudian, semenjak dari saat pertama turunnya wahyu. Orang baru mengetahui setelah para ilmuan naik ke lapisan lebih tinggi dari atmosfer dengan menggunakan balon udara, pesawat terbang, dan pesawat sejenissnya, dan mempelajari sifat-sifat udara dengan pertolongan alat-alat dan instrumen.Setelah itu mereka menyusun teori dan menetapkan dalil-dalilnya.
Suatu kenyataan ialah, bahwa bila kita naik keruang angkasa, tekanan atmosfer yang kita peroleh semakin berkurang.Akibatnya, oksigen yang kita hirup pun kiat sedikit, yang berarti pula bahwa keadaan ini tidak memadai bagi kehidupan manusia, baik kualitas maupun kuantitasnya. Pada waktu naik maka pada tahap-tahap pertama akan terasa ketidaktenangan di dalam dada. Kemudian orang dengan pasti akan mengahadap kematian. Pada ketinggian 19 kilometer, darah akan keluar dari tubuh lewat pori-pori kulit seakan-akan mendidih.
G.    Tentang bintang-bintang di langit
Kita sudah mengetahui, bahwa ahli-ahli astronomi terdahulu membagi bintang-bintang angkasa dalam 90 kelompok atau konstelasi. Termasuk dalam kelompok besar ini suatu lingkaran khayali (mintaqul buruj) yang terdiri dsri zodiak-zodiak  (zodiak buruj) yang melintasi bumi secara berturut-turut dalam satu tahun penuh. Gejala ini terlihat, disemua planet dalam lingkungan tata surya (solar system) karena planet-planet itu pun bergerak dari satu zodiak ke zosiak lainnya. Zodiak-zodiak itu adalah Aries (burjulhamal), Taurus (burjuljadi), Gemini /betelguese (burjuljauza-i), cancer (burjul’agrab), Leo (burjul-asad), Virgo (burjussumbulat), Libra (Burjulmizah), Scorpio (burjussaratan), Sagitarius (burjulgaus), Capricornus (burjutstsauri), Aquarius (burjuddalwi), dan Pisces (burjulhut). [ii]
1.      Gelap mendahului terangAyat ini menegaskan, bahwa di alam semesta ini gelap mendahului terang. (Al-An’am 1)
2.      Bintang sebagai penunjuk jalan
Ayat ini memperlihatkan dengan cara yang menakjubkan, dan dengan gaya ilmiah yang orisinal, tentang bagaimana bintang-bintang dan bukan planet-planet lain yang digunakan untuk menetukan arah di darat, dan bagaimana ini dipergunakan oleh musafir di pandang pasir dan ditengah lautan sebagai petunjuk jalan. Kaum fir’aun, bangsa yunani, arab, dan bangsa-bangsa lain di zaman purba, banyak mengetahui tentang bintang , perbintangan, beserta kumpulannya. Mereka bahkan telah sanggup memberi bermacam-macam nama kepada sebagian gugus bintang seperti terlihat di angkasa yang diambil dari berbagai sumber.
Karena perputaran bumi mengitarui garis kelilingnya sekali dalam sehari, maka bintang-intang kelihatan bergerak diangkasa dari timur ke barat.Beberap diantaranya muncul (terbit) dari segala arah di ufuk timur, kemudian bintang-bintang itu bergerak ke atas di angkasa hingga mencapai ketinggian maksimum pada waktu melewati meridian.(Al-An’am 97)
3.      Badai laut
Ayat ini menerangkan dengan kecermatan yang tepat dan dengan keselarasan kata tentang badai yang sudah tentu tidak diketahui oleh Rasulullah saw. (An-Nur 40)
4.      Gunung sebagai pasak bumi menjaga keseimbangan
Hamparan disini diartikan sebagai dataran bumi dan berarti pula bahwa ia menjadi tempat tinggal dan tempat berlindung yang dicari umat manusia didunia.Bagian ke dua ayat 7 mengibaratkan gunung sebagai pasak, yang biasa menahan tenda berdiri kokoh apabila diikatkan kepadanya.
Ini adalah suatu contoh pernyataan ilmiah yang orisinal.Tak seorang pun dapat memahaminya kecuali mereka yang ahli dibidang geologi. setelah orang mencapai kemajuan sebagai hasil peradaban, dan geologi menjadi bintang kajian yang nyata, barulah orang mengetahui, bahwa tanpa adanya gunung kerak bumi yang padat pada hakikaknya tidak stabil, sebagai akibat dari kesinambungan yang terus menerus antara isi perut bumi yang padat, dan juga faktor-faktor pengundulan yang dialaminya. (An-Naba 6&7)
5.      Perumpamaan cahaya allah
Tuhan yang menciptakan langit dan bumi yang menjadi pusat renungan telah mengatur untuk semua benda demikian itu berbagai sistem ayang menakjubkan, yang menjaganya selalu dalam keteraturan. Ayat di atas itu juga melukiskan cahaya allah sebagai ruangan (atau pilar cahaya atau sebuah lubang yang menjadi energi) di mana keindahan dan radians dari maha pencipta memperlihatkan diri.gambaran ini memiliki persamaan dengan cahaya yang dipancarkan sebuah pelita, dimana sumbunya yang menyala ada di dalam sebuah kaca dan cahayanya dipancarkan Di dalam sebuah lubang, yang memenuhi timur-barat dan seluruh penjuru dengan cahaya. (An-Nur 35)
6.      Bumi berbentuk Elips
Ayat ini menunjukan pada kenyataan, bahwa semenjak diciptakan bumi ini terkikis pada ujung-ujung sumbunya.Dalam keterangan ini terdapat uraian mengenai suatu gejala alam semesta yang belum diketahui para ilmuwan hingga waktu belum lama ini.Penyelidikan ilmiah yang dilakukan terhadap bentuk bumi membuktikan, bahwa garis tengah yang menghubungkan kedua kutubnya dengan perlahan berkurang tapi ajeg.Ini berlangsung semenjak bumi diciptakan dan oleh karena itu bentuknya berubah dari bundar menjadi bentuk lonjong (elips). Dalam membuktikan fakta ini yang tidak dapat di pahami oleh otak manusia kecuali setelah memperoleh pengetahuan dari perkembangan ilmiah akhir-akhir, dan dengan pertolongan perhitungan paling rumit dari ilmu matematika, fisika, dan astronomi maka Al-Quran tidak meenyatakan dalam bentuk yang rumit melainkan secara sederhana sekali , yamg menunjukan bahwa itu tidak lain adalah suatu intuisi (bisikan qalbu) yang mudah di cerna oleh pikiran manusia. (Ar-Rad 41)[iii]
B.   Munasabah
Ü=Ïk=s)リ!$#Ÿ@ø©9$#u$yg¨Y9$#ur4¨bÎ)Îûy7Ï9ºsŒZouŽö9Ïès9Í<'rT[{̍»|Áö/F{$#ÇÍÍÈ
44. Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan.
uqèdurÏ%©!$#Ÿ@yèy_Ÿ@øŠ©9$#u$yg¨Y9$#urZpxÿù=Åzô`yJÏj9yŠ#ur&br&tž2¤tƒ÷rr&yŠ#ur&#Yqà6ä©ÇÏËÈ
62. dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.
žcÎ)ÎûÈ,ù=yzÏNºuq»yJ¡¡9$#ÇÚöF{$#urÉ#»n=ÏF÷z$#urÈ@øŠ©9$#Í$pk¨]9$#ur;M»tƒUyÍ<'rT[{É=»t6ø9F{$#ÇÊÒÉÈ
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
¨bÎ)ÎûÉ#»n=ÏG÷z$#È@ø©9$#Í$pk¨]9$#ur$tBurt,n=yzª!$#ÎûÏNºuq»yJ¡¡9$#ÇÚöF{$#ur;M»tƒUy5Qöqs)Ïj9šcqà)­GtƒÇÏÈ
6. Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang- orang yang bertakwa.
uqèdurÏ%©!$#¾ÇøtäàMÏJãƒurã&s!urß#»n=ÏG÷z$#È@ø©9$#Í$yg¨Z9$#ur4Ÿxsùr&šcqè=É)÷ès?ÇÑÉÈ
80. dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka Apakah kamu tidak memahaminya?
É#»n=ÏG÷z$#urÈ@ø©9$#Í$pk¨]9$#ur!$tBurtAtRr&ª!$#z`ÏBÏä!$yJ¡¡9$#`ÏB5-øÍh$uŠômr'sùÏmÎ/uÚöF{$#y÷èt/$pkÌEöqtBÉ#ƒÎŽóÇn@urËx»tƒÌh9$#×M»tƒ#uä5Qöqs)Ïj9tbqè=É)÷ètƒÇÎÈ
5. dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.
ö@è%óOçG÷ƒuäur&bÎ)Ÿ@yèy_ª!$#ãNà6øn=tæŸ@ø©9$##´tB÷Ž| 4n<Î)ÏQöqtƒÏpyJ»uŠÉ)ø9$#ô`tBîm»s9Î)çŽöxî«!$#Nà6Ï?ù'tƒ>ä!$uÅÒÎ/(Ÿxsùr&šcqãèyJó¡n@ÇÐÊÈ
71. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaKu, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka Apakah kamu tidak mendengar?"
ö@è%óOçF÷ƒuäur&bÎ)Ÿ@yèy_ª!$#ãNà6øn=tæu$pk¨]9$##´tBöy4n<Î)ÏQöqtƒÏpyJ»uŠÉ)ø9$#ô`tBîm»s9Î)çŽöxî«!$#Nà6Ï?ù'tƒ9@øn=Î/šcqãYä3ó¡n@ÏmŠÏù(Ÿxsùr&šcrçŽÅÇö7è?ÇÐËÈ
72. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaKu, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?"
ª!$#Ï%©!$#yìsùuÏNºuq»uK¡¡9$#ÎŽötóÎ/7uHxå$pktX÷rts?(§NèO3uqtGó$#n?tãĸöyèø9$#(t¤yur}§ôJ¤±9$#tyJs)ø9$#ur(@@ä.̍øgs9@y_L{wK|¡B4ãÎn/yãƒtøBF{$#ã@Å_ÁxÿãƒÏM»tƒFy$#Nä3¯=yès9Ïä!$s)Î=Î/öNä3În/utbqãZÏ%qè?ÇËÈ
2. Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini Pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.
÷rr&5=ÍhŠ|Áx.z`ÏiBÏä!$yJ¡¡9$#ÏmŠÏù×M»uKè=àßÓôãuur×-öt/urtbqè=yèøgs÷LàiyèÎ6»|¹r&þÎûNÍkÍX#sŒ#uäz`ÏiBÈ,Ïãºuq¢Á9$#uxtnÏNöqyJø9$#4ª!$#ur8ÝŠÏtèCtûï̍Ïÿ»s3ø9$$Î/ÇÊÒÈ
19. atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan mati[28]. dan Allah meliputi orang-orang yang kafir[29].

[28] Keadaan orang-orang munafik itu, ketika mendengar ayat-ayat yang mengandung peringatan, adalah seperti orang yang ditimpa hujan lebat dan petir. mereka menyumbat telinganya karena tidak sanggup mendengar peringatan-peringatan Al Quran itu.
[29] Maksudnya pengetahuan dan kekuasaan Allah meliputi orang-orang kafir.
`yJsùϊ̍リ!$#br&¼çmtƒÏôgtƒ÷yuŽô³o¼çnuô|¹ÉO»n=óM~Ï9(`tBur÷ŠÌãƒbr&¼ã&©#ÅÒãƒö@yèøgs¼çnuô|¹$¸)Íh|Ê%[`tym$yJ¯Rr'Ÿ2ߨè¢ÁtƒÎûÏä!$yJ¡¡9$#4šÏ9ºxŸ2ã@yèøgsª!$#}§ô_Íh9$#n?tãšúïÏ%©!$#ŸwšcqãZÏB÷sãƒÇÊËÎÈ
125. Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan Barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya[503], niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.
[503] Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, Maka mereka itu menjadi sesat.

C. Hadis-Hadis Terkait
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ : أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِيَدِى :« فَقَالَ خَلَقَ اللَّهُ التُّرْبَةَ يَوْمَ السَّبْتِ وَخَلَقَ فِيهَا الْجِبَالَ يَوْمَ الأَحَدِ وَخَلَقَ الشَّجَرَ يَوْمَ الاِثْنَينِ وَخَلَقَ الْمَكْرُوهَ يَوْمَ الثَّلاَثَاءِ وَخَلَقَ النُّورَ يَوْمَ الأَرْبَعَاءِ وَبَثَّ فِيهَا الدَّوَابَّ يَوْمَ الْخَمِيسِ وَخَلَقَ آدَمَ بَعْدَ الْعَصْرِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ آخِرَ الْخَلْقِ فِى آخِرِ سَاعَةٍ مِنْ سَاعَاتِ الْجُمُعَةِ فِيمَا بَيْنَ الْعَصْرِ إِلَى اللَّيْلِ (رواه مسلم)
Dari Abu Huraerah, ia berkata,“Rasulullah saw. Memegang tanganku, lalu bersabda, ‘Allah menciptakan bumi pada hari Sabtu. Dan menciptakan gunung-gunung di bumi pada hari Ahad, pohon pada hari Senin, al-makruh (yang jelek) pada hari Selasa, cahaya pada hari Rabu, dan menyebarkan makhluk-makhluk yang melata pada hari Kamis, dan menciptakan Adam pada hari Jumat setelah Ashar sebagai akhir penciptaan di saat-saat akhir hari Jumat, antara ashar ke malam”. (H.R. Muslim, Shahih Muslim, IV:2149; al-Baihaqi, as-Sunanul Kubra, IV:3)

Abdur Rauf al-Munawi memberi syarah (penjelasan) atas hadis di atas sebagai berikut:
( خَلَقَ اللهُ التُّرْبَةَ ) أَيْ الأَرْضَ ( يَوْمَ السَّبْتِ ) فِيْهِ رَدٌّ لِزَعْمِ الْيَهُوْدِ أَنَّ ابْتِدَاءَ خَلْقِ الْعَالَمِ يَوْمَ الأَحَدِ وَفَرَغَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاسْتِرَاحَ يَوْمِ السَّبْتِ...
(Khalaqallahu at-turbah) yaitu bumi (yaumas sabti) pada lafal itu terdapat bantahan atas anggapan kaum Yahudi bahwa awal penciptaan alam semesta itu hari Ahad dan selesai pada hari Jumat, dan beristirahat hari Sabtu… (At-Taisir bi Syarh al-jami’ as-Shagir, I:1050)
Hadis dan keterangan pensyarah di atas menunjukkan bahwa  penciptaan Adam dilakukan setelah selesainya proses penciptaan bumi untuk layak hidup padanya. Mengenai waktu dan proses penciptaan Adam diuraikan dalam makalah terpisah.
Periode penciptaan alam semesta itu ditegaskan kembali di Madinah (setelah Nabi hijrah) melalui surat al-Hadid:4 [urutan ke-8 madaniyyah]
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.Namun hemat kami, fokus ayat ini bukan pada “proses penciptaannya” melainkan pada penegasan bahwa Allah pemilik mutlak sekaligus penguasa dari alam semesta, di samping pemeliharaanya.
Berdasarkan pendekatan maudhu’i-tanzili sekaligus melibatkan teori munasabah, ayat-ayat berisi penjelasan mengenai “Maha Karya Allah swt.” seperti penciptaan alam, selalu mengawali ayat-ayat berisi penjelasan mengenai tauhid. Sehingga, setiap penafsiran mengenai penciptaan alam semesta harus bermuara pada ketauhidan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Analisis kebahasaan

$tBur$oYø)n=yzÏNºuq»yJ¡¡9$#uÚöF{$#ur$tBur!$yJåks]øŠt/žwÎ)Èd,ysø9$$Î/3žcÎ)ursptã$¡¡9$#×puÏ?Uy(Ëxxÿô¹$$sùyxøÿ¢Á9$#Ÿ@ŠÏJpgø:$#ÇÑÎÈ
85. dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. dan Sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, Maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.
Ayat diatas menyatakan bahwa: “Dan tidaklah kami ciptakan langit  dengan ketinggian dan luasnya serta aneka bintang dan planet yang menghiasinya, dan tidak juga kami cipatkan bumi dengan segalamakhluk yang ada di permukaan atau perutnya, dan demikian juga apa yang ada diantara keduanya, yakni langit dan bumi, baik yang telah diketahui manusia maupun belum atau tidak akan dapat diketahui, tidak kami ciptakan itu semua melainkan dengan haq, yakni selalu disertai dengan kebenaran dan bertujuan benar, bukan permainan atau kesia-siaan. Dan sesungguhnya kiamat, dimana masing-masing manusia akan dimintai pertanggung jawaban serta diberi balasan dan ganjaran yang “haq”, pasti akan datang. Hal itu demikian demi tegaknya al-haq dan keadilan yang merupakan tujuan penciptaan.
Maka karena itu, wahai Nabi Muhammad, jangan hiraukan kecaman dan makian siapa yang mendustakanmu, tetapi maafkanlah mereka dengan pemaafan yang baik. Itu semua karena sesungguhnya Tuhanmu yang selalu berbuat baik dan membimbingmu, Dia-lah Yang Maha Pencipta secara berulang-ulang lagi Maha Mengetahui segala sifat, ciri, kelakuan, dan isi hati ciptaan-ciptaan-Nya.
Kata (الْحَقَّ) mengandung makna bahwa al-haq/ kebenaran tertanam pada diri setiap makhluk, dan pada akhirnya akan tampak jelas ke permukaan, bahwa Allah SWT. Menetapkan sistem yang haq lagi sesuai dengan hikmah kebijaksanaan.
Kata(الصّفح) ash-shafh sebenarnya tidak tepat diterjemahkan dengan pemaafan, yakni sinonim dari kata (العَفْو) al-‘afwu atau pemaafan, karena ash-shafh adalah sikap memaafkan disertai dengan tidak mengecam kesalahan pihak lain. Thabathaba’i memahami kata pemaafan yang baik adalah melaksanakan keempat hal yang akan disebutkan dalam ayat 88 dan 89, berikut yaitu:
  1. Larangan memberi perhatian yang besar karena takjub dan ingin meraih kenikmatan duniawi.
  2. Larangan sedih karena pengingkaran kaum musyrikin.
  3. Perintah berendah hati dan melakukan hubungan harmonis sambil bersabar dan melindungi kaum mukminin.
  4. Menyampaikan peringatan-peringatan Allah SWT.
B.   Analisis Pendidikan

Tafsir al-Misbah bukanlah merupakan tafsir ilmi ataupun yang membahas tentang ilmu pengetahuan alam, namun karena al-Quran adalah kitab yang global dan sempurna, ada ayat-ayat tertentu yang bercerita tentang alam.M.Qurais Shihab pun tidak terlepas dari penafsiranayat tersebut.Walaupun diterangkan hanya secara global dan garis besarnya saja. Dan begitu juga di jelaskan dalam tafsir Muhammad Nasib Ar-Rifa’i bahwa,“Pecipta langit dan bumi” berarti penciptaan keduanya tanpa di dahului sebuah model.
Menurut Ibnu Jarir, makna ayat itu ialah bahwa maha suci Allah dari keberadaan-Nya memiliki anak. Dia yang
memiliki langit dan bumi. Semua ciptaan-Nya itu membuktikan keesaan Allah dan menegaskannya dengan ketaatan.Dia adalah pembuat, pencipta, dan pengada tanpa ada asal-usul atau model yang dicontohnya.
Di dalam buku bumi dan tata surya karangan Ikhlasul Ardi Nurgoho menjelaskan bahwa alam semesta terbentuk ibaratkan sebuah
gedung yang besar. Di bangunan itu ada ruang yang tertata rapi. Ada lift dan eskalator. Upin yang tersusun dengan sangat apik.Tenbok yang di cat dengan indah.Pertanyaannya berikut ini Apakah gedung dengan isinya ada begitu saja?Apakah batu bata yang membentuk dinding dapat bergerak dengan sendiri lalu membentuk dinding? Kamu pasti menjawab,”Wah, tidak mungkin!”.Sebuah gedung yang menjulang tinggi tidak mungkin ada dengan sendirinya tanpa ada yang membuat.Nah, jika gedung saja tidak mungkin terbentuk dengan sendirinya, bagaimana dengan Bumi?Bagaimana dengan Bulan?Bintang?Bahkan, bagaimana pula keberadaan alam semesta yang sangat luas?Pasti ada yang menciptakan.Siapa yang menciptakan alam semesta?Tuhan.
Meskipun keberadaan Tuhan tidak diragukan lagi, tetapi sampai sekarang masih saja ada orang yang tidak mau mengakuinya.Salah satu yang tidk mau mengakui keberadaan Tuhan adalah keyakinan materialisme.Para penganut materialisme meyakini bahwa alam semesta ada dengan sendirinya. Dan begitu juga dijekaskan Di dalam buku Murtadhaa Muthahari mengatakan bahwa semua agama, system social, mazhab pemikiran, dan filsafat social didasarkan pada konsepsi tertentu tentang alam semesta. Semua sasaran yang dibeberkan sebuah mazhab, cara dan metode untuk mencapai sasaran itu, merupakan akibat wajar dari konsepsi mazhab tersebut tentang alam semesta.
Pada umumnya ada tiga macam konsepsi alam semesta atau identifikasi tentang alam semesta, atau dengan kata lain interpretasi
manusia tentang alam semesta. Sumber interpretasi ini adalah tiga hal: ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama. Maka dapat dikatakan bahwa ada tiga macam konsepsi tentang alam semesta : konsepsi ilmiah, konsepsi filosofis, dan konsepsi relegius.
1.      Konsepsi Ilmiah Tentang Alam Semesta
Konsepsi ilmu pengetahuan tentang alam semesta mengingat keterbatasannya yang diakibatkan oleh alat-alat ilmu pengetahuan
(teori dan eksperimen) tak mampu menjawab sejumlah pertanyaan, yang jawabannya pastinya penting sekali dengan ideologi. Pertanyaannya adalah: dari mana asal alam semesta ini?kemana tujuan alam semesta ini? dari segi waktu, apakah alamini ada awal dan akhirnya? bagaimana posisinya dari segi tempat? apakah eksistensinya, pada umunya, baik dan bermakna? apakah alamini diatur oleh norma dan hokum yang tak berubah-ubah dan esensial, atau hal seperti itu tak ada? Apakah alam semesta pada umumnya merupakan unit yang hidup dan sadar, atau apakah manusia saja yang merupakan kekecualian yang kebetulan?Dapatkah sesuatu yang ada menjadi tidak ada, atau sesuatu yang tidak ada menjadi ada?Mungkinkah atau mustahil kah mengembalikan sesuatu yang tidak ada?Mungkinkah penciptaan kembali alam semesta dan sejarah dalam segenap perinciannya, bahkan setelah bermilya-rmilyartahun?Yang lebuh besat itu unitas atau multiplisitas?Apakah alam semesta terbagi menjadi alam material dan alam non material, dan apakah alam material merupakan bagian kecil dari alam secara keseluruhannya?Apakah ala mini mendapat panduan yang benar dan cerdas, atau apakah ala mini lemah dan buta?Apakah manusia dan ala mini keadaannya saling member dan menerima?Apakah alam semesta ini memperlihatkan reaksiterhadap perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia? Apakah
ada kehidupan abadi setelah kehidupan fana ini?masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan serupa.
Ilmu pengetahuan tidak memberikan jawaban untuk semua pertanyaan ini.Karena ilmu pengetahuan tidak dapat melakukan
eksperimen tentang pertanyaaan-pertanyaan tersebut.Yang dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan, hanyalah pertanyaan-pertanyaan terbatas tertentu.
2.            Konsepsi Filosofis Mengenai Alam Semesta
               Konsepsi filosofis merupakan mukadimah untuk aksi, artinya adalah bahwa konsepsi ini menentukan jalan hidup yang dipilih manusia.
Prinsip ini mempengaruhi reaksi manusia terhadappengalamannya berhubungan dengan alam.Prinsip ini menentukansikapnya, dan memberinya pandangan tertentu mengenai alam semesta.Prinsip ini memberikan ideal kepada manusia, atau mencabut ideal dari manusia.Prinsip ini memberikan makna kepada kehidupannya, atau menariknya kearah hal-hal sepele dan tidak masuk akal.Itulah sebabnya kami katakana bahwa ilmu pengetahuan tidak dapat memberikan konsepsi tentang alam yang dapat menjadi dasar dan idiologi, sementara filsafat dapat.

3.      Konsepsi Relegius Mengenai Alam Semesta
Dalam agama-agama tertentu dalam Islam, konsepsi relegiustentang alam semesta mengambil warna filosofis atau
argumentative, dan merupakan bagian integral dari agama itu sendiri.Pertanyaan-pertanyaan yang di angkat oleh agama di
dasarkan pada pemikiran dan hujah. Dengan demikian, konsepsi Islam mengenai alam semesta bersifat rasional dan filosofis.Selain dua nilai konsepsi filosofis, yaitu abadi dan komprehensif, konsepsi relegius tentang alam semesta, tak seperti konsep ilmiah dan filosofis murni, memiliki satu lagi nilai, yaitu menyucikan prinsip-prinsip konsepsi alam semesta.Kalau di ingat bahwa idiologi selain membutuhkan keyakinan bahwaprinsip-prinsip yang dipandang suci oleh idiologi itu abadi dan tidak dapat di ganggu gugat membutuhkan keyakinan dan ketaatan kepada mazhab pemikiran, maka jelaslah bahwa basisnya biasa Cuma konsepsi alam semesta yang memiliki warna relrgius itu.
Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa konsepsi tentang alam semsta dapatmenjadi dasar dari idologi kalau saja konsep itu memiliki keseimbangan, pemikirang luas yang filosiofis dan kesucian prinsip-prinsip relegius.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berpijak dari uraian di atas, maka dapat penulis simpulakandiantaranya:
1.      Konsep penciptaan alam Menurut M. Quraish Shihab adalah, alamdiciptakan selama enam hari. Dua hari untuk penciptaan langit, dua
hari untuk penciptaan bumi dan dua hari untuk sarana makhluk.Sebelumnya alam bersatu padu seperti gumpalan asap kemudian
terjadi dentuman besar hingga langit, bumi dan pelanet-pelanetpunterpisah.
4.      Relevansi penafsiran M. Quraish Shihab adalah bahwa alam initerjadisetelah adanya dentuman besar (big beng) dan alam terdiri dari partikel-partikel halus.



[i]Purwanto Agus, Ayat-ayat semesta sisi Al-Quran yang terlupakan, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2008). Hlm. 224
[ii]El-Fandy Muhammad Jamaluddin, Al-Quran tentang alam semesta, (Jakarta: Amzah, 2013). Hlm. 31
[iii] Ibid. Hlm. 98


Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Berisi Tulisan dan Artikel yang berkaitan dengan Bahasa Arab, Sastra Arab, Pendidikan, Tafsir, Rasm, Qiraat, Budaya, Tradisi Islam Lokal

Powered by Blogger.

Wikipedia

Search results

Total Pageviews

Blog Archive

Search This Blog

BAHASA ARAB untuk Para Pemula

BAHASA ARAB untuk Para Pemula
Dr. Ibnu Rawandhy N. Hula, M.A dan Dr. Damhuri, M.Ag

BUKU

BUKU
Qawaid al-Imla' wa al-Khat

My Web List

Translate

Recent Posts

3/recent/post-list

Jam