Bahasa Arab termasuk bahasa yang banyak digunakan oleh masyarakat di dunia. Banyak pendapat tentang sejarah permulaan munculnya bahasa Arab, pendapat yang paling klasik menyebutkan bahwa bahasa Arab sudah ada sejak zaman Nabi Adam as, dasar dari pendapat ini adalah firman Allah SWT dalam Alquran yakni surah Al-Baqarah ayat 31 yang artinya, “Allah telah mengajarkan Adam pengetahuan tentang segala nama”. Dalil inilah yang digunakan oleh mereka yang berpendapat bahwa nama-nama benda dan berbagai macam hal atau sifat di dunia ini telah diajarkan oleh Allah kepada Nabi Adam as dengan menggunakan bahasa Arab.
Dalam bahasa Arab dikenal adanya bahasa Arab Fusha (formal/resmi) dan bahasa Arab Amiyah (informal/nonformal/pasaran). Menurut Emil Badi’ Ya’qub, bahasa Arab fusha adalah bahasa yang digunakan dalam Alquran, situasi-situasi resmi, penggubahan puisi, penulisan prosa dan juga ungkapan-ungkapan pemikiran (tulisan-tulisan ilmiah). Bahasa Arab Fusha juga menjadi bahasa pemersatu dan bahasa yang dapat menyelesaikan perselisihan antara bangsa-bangsa Arab karena bahasa ini mempunyai bentuk yang sama di dunia Arab. Bahkan siapapun yang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab Fusha maka merekaakan saling memahami maksud yang disampaikan walaupun orang-orang tersebut berasal dari latar belakang negara yang berbeda. Dengan bahasa Arab ini orang-orang dapat memahami dan berkomunikasi dengan lancar apabila bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab Fusha yang sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu nahwu (tata bahasa), sharf (pembentukan kata) dan balaghah (nilai seni bahasa). Bahasa Arab Fusha digambarkan sebagai bahasa Arab yang digunakan masyarakat pada zaman Rasulullah SAW. Kini bahasa Arab Fushah sudah menjadi bahasa internasional yang diresmikan pada 18 Desember 1982 oleh UNESCO (United Nation Education,Scientific and Cultural Organization). Kemudian penetapan tanggal tersebut dijadikan sebagai hari bahasa Arab sedunia. Oleh karena itu bahasa Arab Fusha ragam standar inilah yang kemudian digunakan di negara-negara Arab dan mayoritas kaum muslimin di seluruh dunia. Secara umum bahasa ini dapat diklasifikasikan dalam dua tingkatan, yaitu bahasa Arab klasik (classical Arabic) yang digunakan dalam bahasa Alquran dan bahasa Arab standar modern (modern standard Arabic) yang digunakan dalam bahasa ilmiah.
Adapun bahasa Arab Amiyah adalah bahasa yang sering digunakan dalam aktivitas sehari hari yang berbentuk informal atau nonformal. Bahasa ini lebih sering disebut dengan bahasa pasaran. Menurut Emil Badi’ Ya’qub, bahasa Amiyah – dikenal juga dengan al-lahjah – adalah bahasa yang digunakan dalam urusan biasa (tidak resmi) dan yang diterapkan dalam keseharian (bahasa gaul). Bahasa Arab Amiyah tidak dapat dilepaskan dari bahasa Arab Fusha, selain itubahasa Arab ini pun tidak sepenuhnya sesuai dengan kaidah atau tata bahasa arab yang resmi. Bahasa Arab Amiyah di setiap negara juga mempunyai berbagai versi sesuai dengan negara dan daerah yang menggunakan bahasa tersebut, sehingga kita dapat menjumpai ada bahasa Amiyah Saudi Arabia, bahasa Amiyah Sudan, bahasa Amiyah Tunisa, bahasa Amiyah Mesir dan sebagainya. Bahasa ini tidak lain adalah bahasa yang hidup di negara dan daerah tersebut serta digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Adapun istilah-istilah lain yang sering digunakan oleh para ahli bahasa untuk menyebut jenis bahasa Amiyah ini adalah as-Saykal al-Lughawi ad-Daraj, al-Lahjah as-Sya-i’ah, al-Lughah al-Muhakkiyah, al-Lughah al-’Arabiyah al-’Amiyah, al-Lahjah ad-Darajah, al-Lahjah al-’Amiyah, al-Lughah ad-Darajah, al-Kalam ad-Daraj, al-Kalam al-’Amiy, dan ada pula yang menyebutnya dengan istilah lughatusy Sya’b.
Perbedaan mendasar antara Fusha dan Amiyah terdapat pada kepatuhan terhadap kaidah-kaidah kebahasaan. Bahasa Arab Fusha sangat memperhatikan kaidah-kaidah nahwu dan sharf, sedangkan bahasa Arab Amiyah tidak memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu penggunaan bahasa Arab Fusha dan Amiyah digunakan dalam forum yang berbeda pula. Perbedaan lainnya di antara bahasa Arab Fusha dan Amiyah adalah dari segi pengucapan dan logat. Tidak jarang bahasa Amiyah ini masih sering muncul ketika penutur asli berkomunikasi menggunakan bahasa Arab Fusha karena memang adanya kebiasaan penggunaan bahasa Amiyah dalam keseharian dan adanya kedekatan/kemiripan bahasa Amiyah dengan bahasa Fusha. Berikut ini contoh beberapa ungkapan bahasa Arab Fusha dan bahasa Arab Amiyah yang digunakan di negara Saudi Arabia dan Mesir. Untuk bertanya “Siapa namamu?” maka dalam bahasa Arab Fusha digunakan ungkapan “Maa Ismuk?”, adapun dalam bahasa Arab Amiyah Mesir digunakan ungkapan “Ismuka eyh?”, sedangkan di Saudi Arabia digunakan ungkapan “Iysy ismak?”. Contoh lainnya untuk bertanya “Di mana Anda tinggal?”, maka dalam bahasa Arab Fusha digunakan ungkapan ”Ayna taskun?”, adapun dalam bahasa Arab Amiyah Mesir digunakan ungkapan “Saakin fein?”, sedangkan di Saudi Arabia digunakan ungkapan “Wein saakin?”. Penulis mengambil contoh ungkapan bahasa Arab Amiyah Saudi Arabia dan Mesir karena umumnya bahasa ini mendominasi pasaran pergaulan orang Arab dan bahasa Amiyah ini lebih mudah dipahami oleh sebagian besar masyarakat di negara Arab tanpa menafikkan bahasa Amiyah negara Arab lainnya. Dengan demikian tulisan singkat ini diharapkan dapat secara umum mengenalkan dan menggambarkan bahasa Arab Fusha dan Amiyah yang hidup di tengah masyarakat Arab. Sehingga kita tidak kaget bila menjumpai orang-orang Arab berkomunikasi menggunakan bahasa Arab yang mungkin “agak aneh” atau “berbeda” dengan bahasa Arab Fusha yang pernah kita pelajari, padahal sebenarnya mereka sedang berkomunikasi menggunakan bahasa Arab Amiyah (informal/pasaran).
0 komentar:
Post a Comment