Tuesday, February 11, 2020

MAKNA ATRIBUT ADAT/BENDA BUDAYA PADA CARA ADAT KELAHIRAN DAN KEREMAJAAN



MAKNA ATRIBUT ADAT/BENDA BUDAYA  PADA CARA ADAT KELAHIRAN 
DAN KEREMAJAAN

Dr. Ibnu Rawandhy N. Hula, SS. MA.


1.       MAKNA ATRIBUT ADAT/BENDA BUDAYA

    Salah satu atribut adat yang digunakan pada acara Adat Kelahiran dan Keremajaan adalah Hulante berarti persembahan. Isinya bermakna sebagai berikut :
  • -        Beras 3 liter atau dua cupak perlambang rezeki
  • -        Pala, cengkeh perlambang ktegaran hidup, sebagaimana tumbuhan pala dan cengkeh memberikan kesejahteraan karena hasilnya, juga melambangkan kesehatan
  • -        Telur perlambang asal kelambangan manusia
  • -        Jeruk perut atau limututu (Lemon sowanggi), perlambang keharuman negeri
  • -        Kepingan mata uang, perlambang keuletan keterampilan dalam mencakupi kebutuhan.

   
2.       BUSANA/ADAT
a.       Bagi yang diacarakan (sang ibu yang hamil) memakai busana wolimomo, konde pakai sunti dengan tingkatan (3 tangkai untuk golongan biasa, 5 tangkai untuk golongan Walo-wali Mowali, dan tujuh tangkai untuk mbui istri raja)
b.       Suami (calon ayah memakai B’O TAKOWA KIKI) dan PAYUNGA TILAMBIO memakai selempang, keristerselip  di pinggang.
c.       Dua orang anak, laki sam dengan busana sang Suami, perempuan memakai Wolimomo, kepalanya memakai Baya LO BO”UTE, atau hiasan kepala.
d.       Dua orang ibu hamil yang muda, memakai kebaya dan batik, serta/batik sarung sebagai penutup atau (wulowuloto) atau busana lo Mango Tiilo .

3.       IMBALAN JASA
a.       Berupa sedekah , berdasarkan kerelaan sepasang suami istri untuk HULANGO (BIDAN KAMPUNG) .
b.       Berupa sedekah, berdasarkan kerelaan dari  sepasang suami istri untuk imam / hatibi atau aparat syara’ atau yang di tokohkan , yang membaca doa salawat .
c.       Berupa sedekah , berdasarkan kerelaan dari sepasang suami istri  untuk dua orang anak yang bertugas menjamah perut sang ibu saat di upacarakan .
d.       Berupa sedekah berdasarkan kerelaan dari sepasang suami istri untuk dua orang ibu hamil muda, yang bertugas memegang bantal dan memegang lutut sang ibu yang diacarakan.
e.       Berupa sedekah, berdasarkan kerelaan dari sepasang suami istri untuk ibu yang di balik tirai atau “PODEHU LO BULA” yang bertugas menjaga pertanyaan HULANGO .

v  MOLONE’O
a.   Pengertian molone’o, adalah mengetahui keadaan perut sang ibu yang hamil tentang usia jabang bayinya, yang dihitung dari berhentinya haid (TILOYONGA), sampai pada satu bulan.
b.   Cara Hulango molone’o dengan mengurut perut sang ibu, dengan jari tangan pada kedua tangan terbuka.
c.    Peristiwa molone’o ditandai dengan mongadi shalawati, pada hari jumat, yang dilaksanakan oleh hatibi atau yang ditokohkan.

v  MODU’OTO
a. Pengertian modu’oto, adalah mengetahui umur cabang bayi, yang dihitung dari saat Molone’o, yaitu berusia tiga bulan
b. Cara Hulango Modu’oto, yaitu dengan menurut perut sang ibu dengan telapak tangan, pada sisi-sisi perut.
c. Peristiwa modu’oto ini ditandai dengan Mongadi Shalawati, pada hari jumat, dengan persiapan sebagai berikut:
- Polutube (Tempat bara api) dupa, dan segelas air terhidang ada satu baki.
- Hulante, yakni seperangkat baki bulat, yang berisi beras satu cupak atau ½ liter, diatasnya, ada tiga butir telur, tiga buah lemon suwangi dan tiga keping uang bernilai Rp.100, serta Tohetutu di tengahnya. Tohetutu biasanya diganti dengan lilin.
- Tempat pelaksanaannya diruang tengah-tengah (DULEDEHU) ibu yang hamil diurut perutnya diatas tikar putih bersih.
- Waktu pelaksanaannya, pagi-pagi sebelum embuan menguat atau jatuh ke tanah, dengan pertimbangan pada saat itu perut sang ibu masih lembut untuk diurut, agar jabang bayi tetap pada posisi yang sebenarnya.
- Modu’oto ini terjadi dua kali yaitu pada kandungan tiga bulan, dan enam bulan, dengan pelaksanaan yang sama.
d. Busana yang dipakai oleh sepasang suami istri pada peristiwa du’oto ini, belum memakai baju adat, baru busana muslim atau kebaya.

v  MOLONTALO
  1. Hulango menyiapkan benda budaya atau atribut adat, sebagaimana diuraikan pada persiapan.
  2. Hulango memberikan tanda (botho) dengan alawahu Tilihi pada dahi-leher-bahagian bawah tenggorokan, bahu, lekukan tangan dan bahagian atas telapak kaki, bawah lutut, yang brmakna pernyataan sang ibu, akan meninggalkan sifat-sifat mazmunah (tercela) dalam mendidik membesarkan anak-anaknya nanti.
  3. Sang ibu dibaringkan diatas tikar putih diatas permadani, kepalanya menghadap ketimur dan kakinya kebrat.
  4. Dua orang anak (pria dan wanita) duduk bersebelahan, kedua tangan mereka tersusun diatas perut yang hamil dari seorang ibu yang terikat dengan janur berkepang tiga.
  5. Hulango menanyakan kepada ibu yang dibalik tirai atau pemegang bulah (tikar terbungkus kain batik).
  6. Sang suami yang memakai busana adat dengan keris di pinggangnya, melangkahi perut sang istri tiga kali.
  7. setelah anyaman jamur itu putus, maka sang suami mengeluarkan ikatan tersebut dan sang istri bangun mengikuti sang suami mengelilingi rumah tiga kali.
  8. selesai acara tersebut, sepasang suami istri kembali ke rumah, duduk berhadapan saling suap menyuapi dengan seperangkat makanan yang ada di baki yaitu nasi bilinthi.
  9. Pembacaan Doa shalawat imam atau hatibi aparat keagamaan lainnya, dihadapan hidangan, yang dihadiri oleh undangan yang tediri dari kerabat kedua belah pihak.
  10. Acara selesai diakhiri dengan suguhan kopi atau teh bersama dengan kue tradisional.
  11. Sebelum bubar, sang suami memberikan sedekah kepada para pelaksana acara tersebut sesuai keiklasan.
  12. Toyopo dibagi-bagikan kepada yang berhak menerimanya : Hulango, pembaca shalawat, dua orang anak, dua orang ibu dibalik tirai.
Sekian dan Terima Kasih 

0 komentar:

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Berisi Tulisan dan Artikel yang berkaitan dengan Bahasa Arab, Sastra Arab, Pendidikan, Tafsir, Rasm, Qiraat, Budaya, Tradisi Islam Lokal

Powered by Blogger.

Wikipedia

Search results

Total Pageviews

Blog Archive

Search This Blog

BAHASA ARAB untuk Para Pemula

BAHASA ARAB untuk Para Pemula
Dr. Ibnu Rawandhy N. Hula, M.A dan Dr. Damhuri, M.Ag

BUKU

BUKU
Qawaid al-Imla' wa al-Khat

My Web List

Translate

Recent Posts

3/recent/post-list

Jam